Pesan Untuk Ibu
Malam ini di kesunyian kota New
York, yang hanya terlihat kelip lampu jalan dan apartemen. Kini kududuk di
depan kaca kamar lantai 14 di sebuah apartemen mewah New York city. Apartemen
inilah rumah ku saat menuntut ilmu di negara Pamansam. Aku bersekolah di
Universitas Negeri New York ( SUNY
) Buffalo State College. Kutulis
sebuah e-mail ke Indonesia untuk memberi kabar kepada kedua orang tuaku yang
tengah menunggu. Dalam e-mail itu kutulis:
Dear my parents
Selamat malam ayah, selamat malam
ibu?
Semoga ayah dan ibu selalu dalam
lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin..
Ibu, ayah, aku juga dalam keadaan
sentausa dan sehat, terimakasih atas do’amu. Ibu, di hari yang spesial besok
dimana semua orang di dunia ini memperingati dan memberikan kasih sayangnya
kepada ibu mereka, aku tak bisa bersama mu. Natal tahun ini pun aku tak bisa
bersama keluarga besar di Indonesia. Karena, tugas kuliah ku numpuk dan harus
segera menyusun skripsi. Dari jauh-jauh hari, aku sudah memberi kabar ini agar
ayah dan ibu tidak kaget jika aku tidak pulang ke rumah.
Terimakasih ayah, ibu, e-mailku
kali ini, aku cukupkan dulu. Semoga Tuhan tetap bersamamu. Salam rinduku.
Tamara
Surya Atmaja.
Saat termenung ketegaran ku di uji
oleh Tuhan. Keinginan untuk bertemu sanak saudara semakin menggebu dalam dadaku,
rasanya hidup ini susah sekali ku jalani. Hanya membisu disudut ranjang bersama
laptop kesayanganku. Tak ku hiraukan para sahabat menyapaku, namun aku malas
membalasnya, hanya terlukis singgungan senyum kecil di tepi bibirku. Aku tetap
menunggu balasan e-mail dari Jakarta, namun rupanya ayah belum sempat membuka
e-mail dariku. Aku pun menghela nafas panjang. Hem, lebih baik aku mandi dulu,
untuk menghilangkan rasa penat. Seharian di dalam perpustakaan kota mencari
sumber-sumber buku bahan skripsi besok. Rencana selanjutnya setelah mandi dan
berdo’a, aku akan pergi ke Mall untuk mencari makanan dan sayur mayur karena
dapur terasa kosong. Akhirnya rencanaku terlaksana, berjalan mengitari Manhattan
Mall, membeli semua keperluan. Disana aku bertemu dengan seorang pria yang
sebelumnya tidak pernah bertemu, kakak itu bernama Yosef. Kak Yosef Mahasiswa
New York University, asal kota Bandung yang sekolah di Amerika. Setelah kami
berkenalan, kami makan di sebuah kafe di pelataran Mall. Kami pun puas
berbincang-bincang, padahal baru kali ini aku bertemu dengan kak Yosef tetapi
rasanya akrab sekali.
“
wah,, Ara.. tak terasa ya! hari minggu besok peringatan hari ibu,? Serunya
padaku.
“
ia, kak, tapi... aku tidak bisa pulang, ke Indonesia, tugasku banyak sekali!.
Balasku.
“
sepertinya aku pulang, aku rindu sama mama. Kasiahan ya kamu?.. sedikit
meledek.
“
ia kak. Aku juga sangat merindukan ibu,,,! Sambil terisak.
“
maaf Ara, bukan maksudku membuat mu menangis...” pintanya padaku.
Kak Yosef memelukku dengan tulus, ia
menganggapku sebagai adik kandungnya, karena dia tidak mempunyai adik
perempuan. Kak Yosef mengantarku pulang ke apartemen. Ia pun langsung pamit
pulang. Aku menuju ke dapur dan segera merapikannya yang terlihat berantakan. Satu
demi satu barang-barang yang berhamburan di mana-mana,aku letakkan lagi
ketempat semula. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 16.30 waktu setempat.
Berarti aku sudah 30 menit barada di dapur, sepertinya aku terlalu lelet. Semua
pekerjaan selesai, hal yang lazim dilakukan terasa tidak membebani. Aku
setengah melamun, dalam lamunan timbul rasa rindu pada saudara laki-laki
satu-satunya yang kini mengeyam pendidikan di salah satu Universitas di negara
Kanguru itu, kakak laki-lakiku yang bernama Yohanes. Tanpa pikir panjang segera
ku ambil handphone dan aku mengetik beberapa kata:
Dear My Old Brother
“ how are you?
“ Puji Tuhan, Hai kakak. Lama kita
tak berbincang-bincang, semoga dalam lindungan Tuhan. Apakah kakak akan pulang
ke Indonesia pada peringatan hari ibu tahun ini?......
Setelah ku ketik beberapa kata, aku
sentuh perintah send. Semoga kakak ku
lekas membalas karena aku penasaran dan ingin mengetahui kabarnya. Tak lama
kemudian handphone ku kembali berdering.
“ I’m fine honey
Puji Tuhan semoga dalam lindungan
Tuhan.
Sepertinya kakak akan pulang ke
Indonesia karena ada proyek kakak juga di sana, sekalian sujud pada Ibu. Aku
sudah mengetahui kalau Ara tidak bisa pulang, jangan sedih sayang, namanya juga
sekolah. Harus konsisten seperti Ara. Kan moment-moment lain juga masih banyak.
Yohanes
Surya Atmaja
Hemmm, hari Ibu sudah lalu, moment
bersama keluarga aku lewatkan. Kini aku bersiap-siap menyambut hari natal yang
hanya akan aku rayakan bersama Tuhan. Sambil menyusun lampu-lampu kecil di
pohon natal, anganku melayang ke Indonesia membanyangkan betapa bahagianya jika
bisa merayakan bersama keluarga besarku. Tapi semuanya kau tepis, begini
rasanya hidup jauh dari keluarga harus menerima kenyataan pahit jika tak bisa
berada ditengah-tengah mereka. Aku ingin di hari yang istimewa ini, ada
kejuatan yang luar biasa, walaupun hanya kejutan kecil yang mampu merajut luka
dalam hati. Tanggal 25 Desember,
setelah aku berdo’a di gereja, segera menuju apartemen, berharap setidaknya ada
kado dari Indonesia. Setelah aku buka pintu apartemen, ternyata di tumpukkan
kado yang banyak dari temanku tidak ada satu pun dari Ibu dan Ayah. Duduk lemas
memandangi lampion kecil yang berkeli-kelip, lalu aku pejamkan mataku
sambil kuraba lagi hiasan kalung
salibku. Air mata terasa hangat melewati celah-celah bulu mata yang terpejam, hangat
mengalir dipipiku. Tak lama kemudian ada yang menggedor pintu, aku persilahkan
masuk dengan nada yang rendah. Aku sangat sungkan untuk bangkit dan membuka
pintu. Tiba-tiba Ibu berseru di balik pintu “ Happy Chrismast honey” dan
menyemprotkan sedikit soda pada bajuku. Kesedihan sirna ketika aku memeluk ibu
dan ayah harta yang paling luar biasa
dalam hidupku. Di tengah kesibukan mereka, menyempatkan untuk merayakan chrismast
bersama ku. Ternyata kasih sayang sang Ibu luar biasa dan sangat berharga bagi
ku. Dari pengalamn inilah aku ambil hikmahnya, jangan kamu sia-siakan ibumu,
apalagi bagi yang belum meraskan jauh dari mereka. Ibu adalah orang yang
berjasa di dalam kehidupanmu, di hari ibu besok ayo kita sebagai anaknya,
bersujud dan ciumlah keningnya. Tunjukkan rasa sayang mu kepada mereka, dan saya ingin mengucapkan Selamat Hari Ibu,
untuk semua Ibu. Dan Selamat Hari Natal bagi yang merayakannya. WISS All You
The Best.
By:
Puji Lestari Aji
SMA
Plus N 2 Banyuasin III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar