K(A)U untu(k)K(U)
Aneh ya, dunia
ini. Ada yang kehilangan tapi ada juga yang mendapatkan.
Setiap keindahan yang kini aku
rasakan hilang seketika. Di tengah malam yang larut kenangan itu lenyap.
Mencari tanpa arti. Bermimpi tanpa makna. Bersenda tanpa irama. Mataku telah
lelah menantimu. Cukup. Sudah puas hatiku menunggumu. Pergilah. Bawa hatimu
dengan damai.
Jangan ingat dentingan dawai itu. Serukan semua kebebasanmu. Kau
boleh pergi tanpa syarat. Perlihatkanlah kepandaianmu dalam menjaga cinta.
Nafasmu masih mendesau di telinga. Kemarin kau berada di sampingku. Desahan
nafas itu yang terakhir. Wangi nafasmu kan kulupankan. Lantunan puitismu aku
sisihkan. Aku lelah. Aku tersesat dalam sebuah pesona. Pesona yang membuatku
tertidur. Mati suri. Tak tahu rasa atau getir. Senyuman pahit melintas di
bibir. Derai air mata ini tak terhitung. Pengorbanan yang tiada artinya.
Kapan aku melukaimu? Ingatkah jika
ia? Apa yang kukatakan padamu? Pada saat apa aku menyakitimu? Di mana kau
merasakan sakit itu? Pada siapa kau bersandar? Jatuh kemana air matamu? Apa
yang kau lakukan saat kau bersedih? Bagaimana caramu untuk menghentikan tangis?
Wanita mana yang kau jumpai? Dibawa kemana jarum-jarum lukamu? Tak kunjung
puaskah hatimu berpilu? Berapa jauh kau melangkah tanpa arti? Apa yang kau
lakukan padaku saat itu?!!!
Kau menangis di pelukanku. Kau
bersandar padaku. Kala kutidur ku selalu
terbangun memikirkanmu. Aku tidak pernah melukaimu. Aku tempat kau bersimbah
air mata. Kau menghiba di pangkuanku. Kau menuntutku selalu terjaga, agar kau
bisa meredakan amarahmu. Aku selalu kau jumpai dengan kepedihanmu. Kau hanya
tertatih mendekatiku. Kau meninggalkan aku jika kau menemukan bahagia. Kau lakukan seenaknya seperti burung yang
terbang di atas dahan pohon yang bisu. Betapa jahat hatimu.
Hujan turunkan kata mutiara dari
Tuhan. Dari titik airnya aku biasa memaknai. Dari goresan pelangi aku bisa
menghitung keindahan yang berwarna. Dari aroma sentuhan kebumi aku bisa
menghakimi. Dari suara deru air menerpa aku bisa membawa diri. Dari angin
kencang pembawa badai aku bisa berdiri tegak. Dari petir aku bisa berteguh. Dari
gemuruh aku bisa bersabar. Dari guyuran aku bisa menghadap ke langit. Tapi dari
cintamu aku tak sanggup untuk berbuat apapun. Aku lemah karena ucapanmu. Aku selalu
tunduk pada kehendakmu. Aku selalu ada dikalau kau butuhkan. Aku selalu
memujamu di dalam nada nafasku. Namamu selalu kusebut. Seluruh cintaku
ditaburkan untukmu. Tapi apalah arti dari semua itu? Semuanya tanda tanya. Tak
ada pernah kudapatkan darimu. Terima kasih atas hinaanmu. Semoga kau bahagia
setelah menyakiti. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar