Sabtu, 13 September 2014

Antara Iman dan keluarga


Asalamualaikum, wanita muslimah semoga hatimu tergugah
Aku dan Agamaku
            Selamat pagi kota Italy. Bangun pagi jam 7an waktu setempat, aku segera mandi dan turun ke bawah untuk breakfast (included dalam room rate). Standar makanan breakfast adalah roti dengan selai / jam, juice buah dan kopi. Dan bisa dikatakan selama di Italy aku  jatuh cinta sama minuman yang namanya kopi. Semua restoran menyuguhkan kopi italia yang wangi tapi ‘nendang’. Di sini bahkan tidak ketemu toko yang namanya ‘Starbucks’ nggk laku kayaknya ya. sudah beberapa tahun aku berkelana di negeri Pisa ini. kerinduan akan tanah air membuatku jatuh cinta kepada indonesia. Kapan aku akan pulang?, kapan aku selesaikan studyku disini. Walaupun ibu dan ayah selalu menghubungiku namun aku tetap saja merindukan mereka dan para adik perempuanku yang cantik-cantik. Satulagi belahan jiwaku juga telah menanti di Indonesia, daerah periangan ku simpan wanita idamanku. Setelah aku gruadiation degree dari universitas italia aku kembali ke Indonesia dan mengabdikan kemampuanku pada ibu pertiwi. Pukul 8.00 pagi waktu italia, aku meluncur dengan pesawat dan tiba di jakarta sekitar pukul 1 dini hari setelah mengalami beberapa transit.
Enam bulan kemudian.

            Aku menikah dengan seorang wanita yang cantik dia bernama Siti Amanda Larasati, seorang muslim yang memakai jilbabnya kemanapun ia melangkah. Gadis bandung yang anggun dan penuh kelembutan membuat aku menjadi semakin cinta dan mengasihinya saja. Ketika kebaktian pernikahan dilaksanakan di gereja Khatolik Jakarta, pesta besar mengiringi kebahagiaan kami. Banyak temanku yang hadir.
“wieh, Crish Tirto atmaja, kamu sekarang udah punya embel-embel.. ! hahah..! seru Budi meledekku dengan gaya bahasanya yang ngekhas.
“hahaha, makasih bud, sekarang aku juga sudah memiliki pasangan, jangan ngejat aku bujang lapuk ya,,.!! Jawabku sambil memeluk istriku.
            Setelah satu tahun kami menikah dengan soerang muslim aku memiliki anak pertama yang bernama Assyifa Az-zahra, anak pertamaku tidak di beri nama marga atau keturunanku. Ketika kelahirannya syifa tidak di baptis, malah di ikrarkan menjadi muslimah yang sejati. Anak kecil yang manis, cantik, berkulit putih, membuat aku semakin betah dirumah dan semangat bekerja. Setelah syifa masuk taman kanak-kanak istriku memutuskan untuk hamil lagi dan melahirkan anak kedua kami yang diberinama Ronald Mahendra Atmaja. Syifa anakku yang pertama sangat senang menyaksikan kelahiran adik laki-lakinya yang tampan. Keunikan anak pertamaku menggunakan jilbab seperti ibunya. Namun Sepertinya Ronald mengikuti jejakku menjadi Khatolik yang sejati, sejak dilahirkan Ronald di baptis oleh pendeta yang biasa di panggil dalam acara keluargaku. Ketika ulang tahun syifa yang ke 12  dan ulang tahun ronald yang ke 8 tahun, kami berlibur ke Italia kami mengunjungi bangunan sejarah dan terkenal di italia yaitu Colosseum. Di sebelah Colosseum terdapat Palatine Hill atau Roman Forum. Sama juga, isinya adalah reruntuhan kota kuno Romawi. Yang menarik adalah di situ terdapat makam Julius Ceasar. Kita harus mencarinya dengan seksama (atau buka buku guide) karena makamnya hanyalah segunduk tanah dan sederhana sekali. Kebahagian memancar di mata mereka. tetapi ada keganjalan yang membuat hatiku bertanya. Syifa anak perempuanku bertanya sesuatu yang membuatku bingung.
“ papah, kapan kita jalan-jalan ke Saudi Arabia, aku rindu tanahku. Aku rindu saudara-saudaraku para muslim disana?. Tanya syifa.
“ ntar sayang, ulang tahun kamu yang ke 13 tahun aja ya,?.. jawabku meyakinkan.
“ini, rumahnya adek Ronald dan papah, disini bukan rumahku pah, bukan, untuk aku dan mamah.! Sela syifa.
            Selama di italia anakku tidak pernah membuka hijabnya, padahal istriku sudah bisa menyesuaikan dengan keadaan. Selama di italia istriku melepas hijabnya. Pernah satu waktu aku meminta agar anakku membuka hijabnya, namun syifa sangat tegas menjawab dengan kata TIDAK PERNAH. Mulai saat itu aku tidak pernah lagi memintanya untuk membuka jilbabnya. Beberapa hari di Italia, syifa tidak sama sekali makan bersama di restaurant terkenal di sana, ia memilih makan dengan Mie instan saja. Kekhawatiran laras terhadap anaknya semakin menjadi dan memintaku agar segera memesan tiket untuk pulang ke Indonesia. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
            Setelah tamat sekolah menengah atas Syifa akan melanjutkan studynya di Kairo Mesir. Pihak keluargaku sangat tidak setuju dengan hal itu, namun ia sangat besikukuh untuk melanjutkannya di sana. Akhirnya ada berdebatan di antara kami.
“syifa, oma dan opa tidak bisa mengizinkan kamu untuk belajar di Mesir, di sana banyak teroris sayang.”. kata ibuku pada syifa.
“tidak oma, aku harus melanjutkannya disana, disana banyak saudaraku. Aku ingin menjadi seorang muslim sejati seperti anak nabiku.”, jawab syifa dengan air mata yang tergerai.
“tapi kamu bukan anak seorang nabi, tapi kamu anak dari seorang pemeluk khatolik, ingat itu syifa,.”. bujuk ayah pada anak sulungku.
“biarkan saja, opa, islam tidak melihat latar belakang silsilah yang dilihat hanya keimanan dan ketakwaan seseorang terhadap Alla SWT. Dengan hijab ini akan aku arungi dunia. Dengan Islamku ini akan membuka pengetahuan baru bagi bangsa yang masih tersesat.”. jawab syifa dengan nada yang lemah.
            Istriku tidak dapat berkata apapun saat ada perdebatan diantara kami, dia hanya tertunduk bingung apa yang harus ia lakukan. Aku sangat menyayangi syifa. Aku juga sayang pada ayah dan ibuku. Aku bingung harus membela yang mana. Setelah tiga hari berlalu dari perdebatan pertama, sepertinya perdebatan kedua dimulai. Saat kami makan bersama di ruang mega di rumah ayah, terlihat seluruh angggota keluarga terkumpul hanya satu yang menggunakan jilbab, anakku Syifa. Setelah kami makan ayah mengabsen kehadiran perkumpulan keluarga Atmaja, sampai nenekku dari China hadir pada saat itu. Meja yang panjangnya sekitar 10 meter penuh diisi dengan sanak saudara. Pembahasan study syifa dimulai.
“Ya Allah, inilah saat aku harus berjuang sendiri, mempertahankan agamamu dihadapan mereka yang hamba cintai, aku ingat kisah nabiMu ya Allah, yaitu Nuh as. Berilah hamba kekuatan yang luar biasa agar hamba bisa mempertahankan hijab dan iman ini. amin”
“ baiklah, salah satu dari rencana kita yaitu pembahasan sekolah syifa,.” Opaku angkat bicara.
            Semua mata melihat kearahku, sehingga aku tak bisa berbuat apa-apa aku hanya tersenyum memandangi mereka.
“syifa anak dari Tito akan melanjutkan studynya di Kairo mesir, apakah kalian para anggota keluarga yang lain setuju, kalau setuju kalian boleh angkat tangan.”. seru opaku
Setelah opa mengumumkan hal itu, tidak satupun yang mengankat tangannya termasuk ibuku sendiri yang sekarang memilih untuk menjadi seorang murtad.
“apa!. Kairo Mesir, lo nggk usah deh belajar disana, lanjutin aja di Amerika kek, Australia, Belanda, inggris. Kan masih banyak pilihan lain syifa.”. cela Marchel salah seorang sepupuku yang usianya sebaya senganku.
“iya, syifa kamu ikut Marchel saja, biar bareng. Ntar tante kalau mau jenguk Marchel sekalian lihat kamu.”. hem,.... seru tanteku meyakinkan.
            Aku mulai sedih dan menangis melihat jawaban mereka yang sangat berlawanan dengan keinginanku.
“dengar syifa, di sana kamu tidak memiliki saudara, bagai mana kalau kamu sekolah di Italia tempat papamu dulu, disana banyak saudaramu.”. kata oma meyakinkan
“tidak, oma, opa, papa, semuanya. Syifa masih harus melanjutkan di Kairo, apa salahnya aku belajar disana, sama saja, tempat dimanapun di dunia ini. sama-sama milik Allah ku. Jawabku sambil terisak dan tersedu.
Semua keluarga saling berpandangan, mendengar jawabanku. Seketika itu adikku yang hanya berbeda 4 tahun membelaku.
“ biarlah kak syifa belajar di Kairo pendidikan disana juga bagus, cocok untuk dia bertemu dengan saudaranya, kemaren aku lihat di internet seluruh manusianya beraga Islam, seperti kak Syifa. Jangan memaksa kakakku kasihan. Biarkan dia mencari kehidupannya yang sesuai.”. kata adikku bernada tingggi.
            Mendengar lantangan adikku semua keluarga mulai berbisik-bisik melihat keberanian dan kelancangan Ronald pada saat itu, “ Ya Allah, siapakah yang akan ku sandari saat ini.”.
“ Ronald ada benarnya juga ayah, biarkan syifa pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya. Sahut ayahku.
Semua keluarga mulai menerima keputusanku yang diluar batas, aku bergegas meninggalkan ruang makan menuju kamar. Di dalam kamar yang indah degan lukisan kaligrafi nama Allah dan Rasulku tercinta. Tersimpuh di hadapan sudut timur kamarku, sejak saat itu aku bersujud syukur, memanjatkan terimakasihku pada Allah, atas pertolongannya dan kasihnya yang luar biasa. Dalam sujudku ,diiringi tangis tersedu-sedu aku memohon dengan sangat pada sang Khalik, agar aku bisa bersekolah dan mengelilingi dunia dengan hijabku ini.
Setelah beberapa hari dari musyawarah aku mempersiapkan semua baju dan keperluan sendiri.
“syifa, mamah bantu ya, menyiapkan baju dan keperluan kamu.?’ Tanya mamah bersemangat.
“boleh mah, jilbabku jangan sampai ada yang tertinggal ya mah?.” Jawabku sedikit meledek
“iya,iya syifa mamah tahu.”. sahut mamah dengan lembut.
            Ketika kami sedang asyik membereskan pakaian dan keperluan, mamah tersentak sewaktu mengangkat Al-qur’an saat akan memasukkannya kedalam koperku. Aku melihat gerakan dan mimik wajah mamah saat memegang Al-qur’an. Aku hanya diam terpaku melihat wajah cantik mamah yang seketika menjadi muram penuh penyesalan. Aku segera menyadarkan alam pikiran mamah.
“mah, Al-qur’an itu sangat berharga bagiku, penjagaku dimanapun aku menginjak tanah di dunia ini. kataku sambil merebut Al-qur’an dari tangan mamah.
            Setelah selesai merapikan semua keperluan. Aku berangkat kebandar udara terlihat disana hanya ada mamah, papah, dan eyang putriku dari Bandung. Sebelum aku take out, aku meneteskan air mata pada tanah kelahiranku Indonesia. Selama berjam-jam melakukan perjalanan udara aku landing di Airport Internasional Egypt. Pertamakali ku injakkan kaki pada tanah peninggalan Rasulku. Terasa aroma wanginya doa para ulama besar islam di universitas yang terkenal di Mesir.
            Hampir empat tahun aku tidak pulang ke Indonesia, selama empat tahun juga aku sudah bisa berkeliling ke 21  negara jajahan Islam. Yang paling berkesan yaitu Arab, walaupun aku pernah kesana sebelumnya namun perjalannan ini berbeda karena aku bersama sahabatku Aisyah dari Irak.  Tempat yang pertama kami kunjungi adalah kota JEDDAH-Sepanjang 75 KM sisi laut kota Jeddah punya pesona sendiri. "Ini merupakan daerah wisata terindah di Arab Saudi," kata Kepala Penerangan dan Sosial Budaya pada Konsulat Jenderal Mesir di Jeddah, Sabilillah Maqom, ketika mengajak para wartawan Mesir. Di sana aku menjadi seorang penulis berita pada sebuah media sosial sebagai keterampilanku.  Kami berkunjung ke beberapa daerah wisata Jeddah, termasuk daerah Corneche (kornesy), pada Rabu, 15 Januari 2003. Sepanjang pantai kota Jeddah berdiri bangunan-bangunan peristirahatan, tempat permainan anak-anak yang menyerupai Walt Disney, yang tidak hanya satu di sepanjang pantai itu. Selain itu juga terdapat permainan ice skyting. Tidak ketinggalan juga hotel-hotel berbintang dan restaurant yang ikut menyemarakkan kota Jeddah di sepanjang pantai Laut Merah. Tempat rekreasi kota Jeddah bisa dimulai dengan menyusuri sejak Istana Keluarga Kerajaan Arab Saudi yang menampilkan air mancur yang memancar hingga mencapai 100 meter tingginya.
            Sementara di depan air mancur tersebut, disediakan tempat-tempat duduk untuk memandang keindahan air mancur, tampak dengan megahnya Guest House kerajaan, bangunan-bangunan sekitar istana kerajaan, juga didampingi gedung kantor militer Arab Saudi, dan juga kantor Atase Amerika Serikat. Bergerak terus sepanjang jalan di tengah-tengah jalan kota wisata Jeddah ini, berdiri ornamen-ornamen berbentuk patung, seperti kapal laut, mobil-mobil yang di panjang di atas suatu tembok dengan sepotong bentuk mobil yang muncul dari tembok tersebut. Selain itu juga ada patung-patung peluru, patung guci indah, patung mesin industri, yang kesemuanya bangunan tersebut diletakkan di tengah-tengah jalan pemisah jalur jalan kiri dan kanan. Satu hal yang paling menarik di sepanjang pantai ini adalah sebuah Masjid Terapung.
            Masjid ini berdiri di atas laut, yang tentunya masjid yang menjorok dari pantai ke tengah laut. Sehingga para wisatawan yang sedang berkunjung untuk belanja di kota Jeddah ini tidak bisa melupakan dan menyempatkan diri untuk bersalat di sini. Jika melihat ke dalam masjid ini, bentuk kubah di dalamnya dilingkari kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran serta dihiasi lampu-lampu kristal yang sangat cantik. Begitu juga dengan lantai masjid terapung yang berlantaikan marmer, sedangkan di dalam masjidnya sendiri dilapisi permadani yang sangat indah luar biasa, yang juga dilengkapi rak-rak al-Quran beserta al-Qurannya. Aku bersujud sambil berdoa kepada Allah, aku tidak bisa melewatkan moment ini begitu saja. Setelah kami berkeliling Jeddah kami meneruskan perjalanan ke Raudhah.sementara  itu, banyak jamaah haji yang tidak tahu dimana letak Raudhah (taman surga) yang berlokasi di Masjid Nabawi, Madinah. Ada yang menganggap Raudhah itu terletak tiga shaf terdepan bagian masjid. Ada juga yang menganggap di tengah. Apalagi belakangan ini pembangunan Masjid Nabawi diperluas dan dipercantik, tentunya banyak jamaah bingung mengenali letak Raudhah tersebut.
            Di sana banyak orang yang rebutan untuk shalat sunah dan berzikir. Di situlah letak Raudhah. Raudhah terletak antara makam Rasul dan mimbarnya. Luasnya kurang lebih 144 meter persegi. Saat ini lokasi itu ditandai dengan pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen yang khas. Sedangkan lantainya dilapisi karpet wool berwarna putih. Warna karpet ini berbeda dengan warna karpet Masjid Nabawi yang semuanya berwarna merah. "Taman Surga" ini merupakan tempat mustajab untuk berdoa.           Tak heran bila setiap saat jemaah haji selalu memadatinya. Bahkan kepadatannya melebihi sudut-sudut lain di Masjid Nabawi, sehingga agak sulit menuju ke tempat ini. aku menunaikan ibadahku di taman surga Allah itu dengan air mata yang menggerai menghiasi pipiku, aku ingat pada orang tuaku yang bukan seorang muslim, begitu juga dengan ibukku yang mutad dari jalan Allah. Aku memanjatkan do’a agar mereka selalu dalam lindungan-Nya. Karena aku sangat menyayangi mereka, walaupun kami berbeda keyakinan. Aku ingat saat guru Sekolah Dasarku berkata, kepada orang bukan islam dan berusaha menggoyahkan kita yaitu surah Al-khafirun, dan surat Yunus ayat 41-42. Mereka masih keluargaku, darah dalam tubuhku seorang muslim ini masih mengalir darah seorang pendeta dari agama Khatolik. “Ya Allah berilah hamba kekuatan, dan keteguhan iman dalam hati, lisan dan perbuatan , Ya Allah, dalam keluargaku kini hanya Engkau yang kumiliki”. Amin.
            Raudhah dapat dicapai melalui beberapa pintu. Pintu paling dekat adalah pintu Jibril, terletak di kiri masjid bagian belakang -dari arah depan. Kalau hanya ingin mampir di makam Rasul, maka jemaah dapat masuk melalui pintu As-Salam dan Abu Bakar, terletak pada bagian kanan masjid bagian belakang. Tepat di sisi kiri Raudhah, terletak makam Rasulullah, Abu Bakar Shiddiq, dan Umar bin Khathab. Makam ini dikelilingi dinding dengan pintu berlapis emas. Banyak penjaga berdiri di sisi-sisinya. Di atasnya ada kubah berwarna hijau, atu lebih dikenal dengan Green Dome. Di sisi kanan bagian depan dari Raudhah terdapat mimbar Nabi. Di dekatnya terdapat Mihrab (tempat imam) Nabi. Mihrab ini terletak beberapa meter (sekitar 4 shaf) di belakang Mihrab Masjid Nabawi.
            Selama satu minggu aku berada di kota yang paling terang di alam dunia. Rombongan dari Mesir memutuskan untuk kembali ke negeri dan menyelesaikan rangkaian perjalanan. Sengaja kami mengunjungi kota teristimewa di rangkaian yang terakhir karena memakan waktu yang cukup lama dari perjalanan yang lainnya. Tujuh hari kemudian aku kirimkan e-mail ke Indonesia lewat e-mail milik Ronald, aku menyampaikan kabar yang gembira, aku telah mengarungi negara Islam di belahan bumi, tak lupa aku sertakan foto-foto perjalananku. Ronald menjawab dengan pujian dan video ucapan dari kedua orang tuaku. Aku merasa puas saat pemenuhan janjiku hampir berhasil.

            Tak terasa waktu terus berjalan sarjana pertamaku selesai di negara gurun ini. aku menyelesaikan S2 di Hardvard Amerika Serikat, Alhamdulillah aku merupakan mahasiswa lulusan terbaik untuk jurusan Ilmu Hukum. Ketika ada program perjalanan ke bangsa yang maju dan memiliki sejarah peradaban dunia aku mengikutinya. Sekitar 20 negara yang berhasil ku arungi. Banyak pengalaman umum yang dapat ku ambil rangkaian perjalan yang terakhir yaitu Roma Italia.sebelumnya aku pernah kesana pada ulang tahun yang ke 12 hadiah dari ayah dan ibu. Namun pada saat itu hanya aku yang memakai hijab, tapi kali ini banyak sahabatku dari negara Turkey yang memakain hijab sepertiku. Kami berkeliling ketempat peninggalan sejarah dan tempat liburan di Roma yang pertama adalah Tempat wisata di Roma Italia yang paling terkenal di Dunia yaitu Colosseum,  sangat indah jika di kunjungi pada  malam hari ketika jalan-jalan di sekitar Colosseum telah diterangi penerangan lampu jalan kota ini. Colosseum mewakili semua yang sangat mengagumkan dan mengerikan tentang Romawi kuno. Colosseum adalah karya arsitektur yang pernah menjabat sebagai teater teror di Romawi. Disana terdapat Forum Romawi yang merupakan pusat kekuasaan dunia kuno Roma yang berdekatan dengan arena. Kita  bisa membeli tiket di situs atau online dan pintu masuk ke kedua situs bersejarah ini. Colosseum sangat  Ramai dikunjungi pada musim panas, Waktu terbaik untuk masuk ke Colosseum adalah di pagi hari,  waktu pembukaan Colosseum  adalah 08:30 dan waktu penutupan biasanya satu jam sebelum matahari terbenam.

            Kedua Catacombs, Pada zaman Romawi paling kuno, orang yang mati dikremasi. Tapi bagi mereka yang religius, praktek penguburan adalah hal yang wajib dilakukan, seperti  yang dilakukan kaum Yahudi dan kemudian, Kristen, misalnya.  Monumen pemakaman dan pemakaman diizinkan di sepanjang jalan menuju ke kota. Kristen memegang pada abad kedua, dan membuat kuburan komunal di katakombe, ruang bawah tanah yang  diukir dari batuan tufa vulkanik lembut, dan menjadi sangat populer hingga saat ini. kita dapat berkeliling sampai beberapa  kilometer, mulai dari terowongan dengan ukiran makam yang rumit di beberapa situs, tapi salah satu yang terbesar dan terpopuler  adalah Catacombs of San Sebastian yang berusia di bawah abad keempat Masehi, dan tempat wisata di Roma Italia ini sangat cocok bagi Anda yang mencintai sejarah dan arsitektur yang unik.  

            Ketiga Basilika Santo Petrus,Tempat wisata di Roma Itali ini mempunyai keunikan karena Ukuran menyimpang dari St Petrus dan piazza dengan nama yang sama di jantung Kota Vatikan. Baik di dalam dan luar basilika, tempat ini  adalah ekspresi seni dan arsitektur Renaissance, yang menampilkan karya Michelangelo, Bernini, Raphael dan Bramante, yang membangun kembali basilika di situs pertama yang dipilih oleh Kaisar Konstantinus pada abad keempat. Pada tengah hari hampir setiap hari Minggu, Paus memberikan restunya kepada orang banyak dari jendela tinggi di atas piazza. Basilika ST Petrus  ini terbuka mulai pukul 07:00 sampai dengan pukul 7:00 dari bulan April sampai September, dan sampai pukul 06:00 di musim dingin.

            Keempat Pada tahun 1506, Paus Julius II, yang seorang pencinta seni, membeli Laocoon, yang berupa sebuah patung marmer abad pertama yang ditemukan oleh seorang petani di sebuah kebun anggur Romawi. Pengumpulan dan komisi untuk patung dan lukisan telah diatur dengan baik selama 500 tahun akuisisi paus yang telah membuat Museum Vatikan menjadi terkenal di dunia dan menjadi salah satu tempat wisata di Roma Italia yang populer. Pengunjung bisa menghabiskan waktu berkeliling di galeri, walaupun banyak pengunjung yang memilih untuk hanya tur di Kapel Sistina dengan lukisan dinding yang dibuat oleh Michelangelo. Untuk melihat keajaiban lainnya, seperti Laocoon atau karya Raphael yang terkenal, kunjungan terpisah diperlukan. Jam kunjungan di Museum ini bervariasi, tetapi umumnya mulai dari pukul 08:45 sampai sore, Senin sampai Sabtu, kadang-kadang pada hari Minggu juga, tapi ditutup pada beberapa hari suci sepanjang tahun.

            Terakhir  Piazza Navona, ornamendi sana menggambarkan esensi dari Roma. Awalnya tempat ini merupakan arena pacuan kuda di zaman kuno,  maka bentuk oval  itu adalah tahap untuk simbol Romawi klasik, serta  air mancur Baroque. Ada tiga piazza, termasuk yang terkenal adalah Fontana dei Quatrro Fiumi yang dibuat pada abad ke-17 oleh Gian Lorenzo Bernini. Angka alegoris yang terdapat pada tempat ini adalah yang mewakili empat sungai besar  di Dunia, mulai dari  Danube, Sungai Gangga, Sungai Nil dan Rio Plata dan  menghiasi dasar tempat ini, dan air mancur di atasnya dengan simbol  obelisk abad pertama. kolam air mancur ini sangat di gemari pengunjung, apalagi anak-anak yang suka percikan air di tangan mereka di dalam air. Tempat wisata di Roma Italia ini menjadi tempat favorit bagi pengunjung yang berwisata bersama keluarga dan anak-anak mereka. Tapi terlepas dari itu semua, ini adalah tempat umum di mana keluarga Romawi berkumpul untuk menikmati kafe, toko-toko mainan, musisi jalanan dan, saat Natal tempat ini menjadi pasar terbuka buat umum. Setelah itu Yah, akhirnya naik bus kami kembali ke Termini stazione, dimana hotel kami berada. Makan malam di restoran sini kira-kira €4 per orang (cari yang sederhana) dan halal. Di Termini kita bisa mencari apa saja, karena di sini pusatnya Roma, tinggalnya turis kalangan menengah ke bawah. Ada laundry, wartel, dan warnet (Internet stazione) dengan harga murah. Biasanya penjaga toko nya adalah kaum imigran dari Turki atau Timur tengah. Ternyata di negara asli kaum Khatolik ada juga orang Islam di sana, aku bisa memaknai ternyata Islam adalah karunia bagi semua orang (muslim atau kafir).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar